Sabtu, 09 April 2016

Penderitaan adalah Peluang Besar




Dalam pertunjukan wayang, penderitaan, cobaan atau masalah itu sering digambarkan sebagai "pendadaran", kesempatan kita untuk menguji diri, jika kita berhasil melaluinya, kemuliaan, kejayaan atau pencerahanlah yang akan kita dapat, sebaliknya, jika kita gagal, kita akan "masuk kotak", tenggelam dalam pusaran kehendak alam tanpa arti.


Sekilas penggambaran itu hanya bersifat retorika, sama seperti retorika politisi atau motivator ulung saat berusaha menghibur-memotivasi "ABG" labil, tapi sebenarnya tidak, itu pandangan yang tumbuh dari "penglihatan", kawruh atau kema'rifatan.


Penderitaan, cobaan atau masalah asal tetap "disadari" dan diikhlaskan itu akan bernilai sebagai "tapa brata", sarana kita mengetuk "gerbang" langit, menguras-mengunduh-membangunkan kekuatan-pengetahuan Ilahiyah, kesadaran lebih tinggi yang ada dalam diri kita-yang akan tetap tertidur dan terpendam jika kita terus hidup dalam kenyamanan atau kesenangan.


Seorang mahasiswa pasti akan mengharap bisa melalui tahap pendadaran bagaimanapun itu tampak berat, menyusahkan bahkan mengerikannya. Menjadi ironis jika kita malah terus menghindari atau bahkan meratapi pendadaran yang sesekali menimpa hidup ini. Sikap yang sejatinya-di satu sisi akan mendramatisir-menguatkan dampak buruk penderitaan, cobaan dan masalah itu sendiri, sementara di sisi lain, akan membuat kita tertutup dari kemungkinan mendapat hikmah-kekuatan dibalik penderitaan, cobaan atau masalah itu...

1 komentar: