Wahyu, hidayah, mukjizat, karomah, itu tidaklah datang dari mana-mana, tidak datang dari obyek di luar diri kita..., itu asalnya dari kepala kita, otak kita, pun dengan Tuhan, malaikat, jin, setan, hantu dan "sosok-sosok" ghaib lainnya. Kalau anda beriman, anda tentu akan membantah keras pernyataan itu..., wajar, itu adalah konsekwensi pasti-tarikat wajib agar iman anda terus terasa bermanfaat, berkekuatan, "berkebenaran."
Orang beriman memang akan selangkah lebih mudah-lebih diuntungkan hidupnya---akan mendapat ekstra energi-kekuatan dalam hidupnya..., tapi itu tidak gratis, itu harus ditebus dengan harga yang tidak murah. Harga yang harus dibayar adalah-mereka akan selangkah lebih sulit dalam memahami hakikat kebenaran. Wajar saja, mereka harus berusaha lebih keras dalam menghapus, "mengabaikan" segala "pengkondisian"..., angan-angan, harapan, ego-hawa nafsu yang pasti lebih kuat-lebih banyak mereka tanam-guratkan di alam bawah sadar mereka..., pengkondisian adalah penghalang terbesar dimengertinya kebenaran.
Kebenaran itu hanya untuk orang yang ikhlas, siap dan kuat. Anda tidak mungkin mendapat "kabar" kalau yayang anda itu buaya, raja tega, sewiyah-wiyah, penjahat---saat menghening atau beristikharah jika nyatanya anda masih begitu mengharap-mengangankan dia sebagai sosok baik, polos, tanpa dosa dan belum tersentuh kotornya zaman. Alam bawah sadar anda akan segera memblokir kabar-kabar benar, menggantinya dengan kabar-kabar palsu, kabar yang hanya anda kehendaki, yang sesuai selera-hawa nafsu anda.
Pun demikian dengan "kabar benar" dalam lingkup yang lebih luas..., hanya akan kita pahami jika kita mampu "kosong", mampu mengabaikan kuasa indra, pikiran, angan-angan, prasangka, harapan, hawa nafsu yang maha dahsyat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar