Hidup adalah kematian dan kematian adalah kehidupan..., syariat baru berlaku setelah kita memasuki alam kematian (Syeikh Siti Jenar).
Kalau menurut pandangan Sheikh Siti Jenar itu, bukan hanya para TERORIS itu saja yang sebenarnya masih belum beragama atau bertuhan, bahkan hampir semua orang (termasuk yang RELIJIUS, beriman dan bertakwa) juga berstatus sama. Sebab sebelum kita memasuki alam kematian, yaitu matinya (dikuasainya) indra dan ego-hawa nafsu kita, makrifat-petunjuk akan jalan lurus-dari Sang Kebenaran, "AGAMA" itu tidak akan pernah ada. Pun dengan syariat, masih hanya berstatus sebagai KLENIK dan TAHAYYUL, sebab kita masih tidak akan tahu maksud dan lingkup sebenarnya, maslahat-tidaknya. Hanya orang-orang yang sudah mencapai derajat makrifat saja yang baru bisa disebut beragama atau bertuhan. Adakah orang di majelis ITU yang sudah berstatus makrifat, tercerahkan, berkesadaran penuh, "manunggaling kawula lan Gusti?", kalau ada pasti akan langsung keluar (dari majelis ITU), malabeli dirinya dengan sebutan ULAMA saja akan sangat malu...! ^^
Mematikan (menguasai) indra dan ego itu luar biasa berat, seumur hidup kita "bertarikat" menggapainya saja belum tentu tergapai..., seumur hidup kita menghening, berzikir, tidak menikah, tidak makan daging atau bahkan tidak makan apapun saja belum tentu terkuasai apalagi yang tiap saat mengumbarnya seperti kaum ITU. Karenanya-jangankan mengklaim pemilik kebenaran, pemilik kapling surga, pemilik jatah 72 bidadari BAHENOL, kita mengklaim beragama atau bertuhan saja sebenarnya sudah menunjukkan kita sombong, TAKABUR..., kebanyakan kita masih baru sebatas bisa meng-agamakan-menuhankan klenik dan tahayyul-dongeng tentang kebenaran, angan-angan, ego-hawa nafsu kita. "Manusia adalah bangkai najis yang berperilaku congkak"..., sindiran Sheikh Siti Jenar itu tepat sekali, manusia itu tidak tahu apa-apa tapi selalu merasa tahu hanya karena "merasa" telah beragama.
Aku memeluk agama CINTA, CINTA adalah agama dan imanku (Rumi)..., sebab hanya agama yang "bertarikatkan" cinta saja yang akan membawa kita pada pengetahuan, pada agama yang sebenarnya. Aku bukan Yahudi, Nasrani, Majusi atau Muslim, sebab kebenaran hakiki itu bebas, tak bisa dikunci, tak bisa dibingkai..., dia bisa ada dimanapun, pada siapapun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar