Saya memiliki kebun sempit yang letaknya persis di tebing sungai. Kebun itu cukup menakutkan, rimbun, dingin, gelap dan lembab, wajar saja, kebun itu dipenuhi pohon-pohon raksasa, akar-akarnya bahkan tampak menggantung, menyembul dan membelit tebing. Di antaranya ada pohon trembesi, elo dan sengon yang berusia ratusan tahun. Pohon buah buahan juga ada, durian, mangga, nangka, rambutan dan salak. Bekas kulit ular nglungsungi pating klawer di antara akar-akar pohon, menandakan kebun itu dihuni banyak ular. Tepat di bawah pohon elo terdapat belik atau mata air yang biasa digunakan warga mandi saat kemarau panjang tiba.
Entah kebetulan, hendak ditunjukkan pada rejeki NOMPLOK atau bahkan hendak diazab yang maha kuasa, ndilalah saja suatu sore timbul keinginan saya untuk mengunjungi kebun itu. Siapa tahu ada buah salak yang masak, kan asyik disantap sambil menikmati pemandangan sungai di bawahnya, pikirku. Jadilah sore yang cerah itu saya datang di kebun itu. Sesampai di kebun, tiba-tiba saya mendengar suara cewek cekikikan, penasaran kemudian saya menengok ke sumber suara itu, di belik bawah pohon elo. Subahenoloh, eh salah..., subhanalloh..., ternyata ada wong KAE, gadis tercantik di kampungku lagi mandi bersama teman-temannya..., gak pake apa-apa alias tanpa sehelai benang, polosan..., nganunya yang putih mulus seksi ITU membuatku HANG dadakan, blarungan ora karu-karuan. Tapi hanya sejenak saja, takut ketahuan dan dikira ngintip, tanpa pikir panjang, saya langsung kabur pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, bukannya "cerita" erotis itu berakhir sampai di situ, malah jadi kepikiran. Pemandangan tadi sungguh indah dan menggetarkan, sayang untuk diakhiri, saya ingin melanjutkannya di kemudian hari, pikirku. Ujungnya bisa ditebak, saya jadi rajin pergi ke kebun itu, bukan untuk memetik salak sambil menikmati gemericik air sungai, tapi untuk melihat wong KAE mandi. Tapi namanya juga manusia, tidak ada puasnya, saya yang tadinya cukup puas hanya dengan melihat wong KAE mandi dari jarak cukup jauh, sekitar 20 meteran, tiba-tiba timbul keinginan untuk melihatnya lebih dekat lagi, biar lebih jelas dan transparan lagh, lebih ketok mendonong, kalau bisa, langsung dari balik pohon elo di atas belik itu. Jadilah, dengan mengumpulkan segenap keberanian, suatu sore, niat itu berusaha saya wujudkan, alon-alon asal kelakon, ketamak-ketimik, dengan langkah dan nafas terkendali penuh, saya mendekati pohon elo itu, untungnya, semak belukar yang rimbun membuat saya sulit terlihat siapapun. Tepat saat saya sudah berada dibalik pohon elo itu, belum sempat niat saya kesampaian, tiba-tiba saya mendengar suara orang berteriak-tertawa keras, "Hahaha..., si Nur ngintip...!." Terang saja saya kaget bukan kepalang, celingukan kaya ketek ditulup, mencari tahu siapa orang yang berteriak-tertawa keras itu. Tidak ada orang lain di kebun, saya kemudian naik ke jalan di atas kebun, juga tidak ada orang, sepi, saya bingung, saya kemudian pulang. Sejak hari itu, hati saya diliputi perasaan waswas, takut kalau-kalau orang yang melihat saya ngintip itu menceritakan apa yang dilihatnya pada orang sekampung, dimana mau kutaruh tampang POLOS dan tanpa dosaku ini kalau itu sampai terjadi!. Hari-hariku kemudian diisi dengan kesibukan menyiapkan alibi atau bantahan kalau saya waktu itu tidak sedang ngintip, alibi terkuat, saya hanya sedang mengintip sarang burung, alibi yang cukup masuk akal sebab di kebun saya itu memang banyak sekali sarang burung.
Hari demi hari, bulan demi bulan kemudian berlalu, ternyata "kabar" kalau saya ngintip orang mandi tidak tersebar. Walau hati jadi sedikit tenang, tapi itu justru membuatku penasaran, jadi timbul pertanyaan besar, siapakah gerangan sebenarnya orang yang berteriak-tertawa keras itu...?. Pernah satu waktu saya berfikir itu adalah jin atau gendruwo penghuni pohon elo..., tapi akhirnya-sekarang, saya berani mengambil kesimpulan, itu mungkin suara dari diri saya sendiri, alam bawah sadar saya yang sedang mengingatkan saya kalau ngintip orang mandi itu tidak baik, dosa, maksiatul walmunkar, perbuatan sotonirojim, harus ditinggalkan. Peringatan itu ternyata efektif, buktinya, sejak saat itu, saya tak berani lagi ngintip orang mandi...
Thanks for share, kunjungi juga http://bit.ly/2n7R4hP
BalasHapusOK, thx...
BalasHapus