Ada 300 juta lebih Dewa dipuja di India. Bagi mereka yang sudah terdoktrin monoteisme, tentu akan menganggap itu aneh bahkan konyol, tapi bagi yang sedikit saja mengerti spiritualitas, itu wajar saja, bahkan masih kurang, idealnya Tuhan atau Dewa itu sejumlah orang yang mempercayainya, kalau ada 1 milyar penduduk India yang mempercayainya, sejumlah itu pula harusnya jumlah Dewanya. Sebab setiap orang terlahir unik, memiliki karakter, idealisme dan keinginan-egonya sendiri-sendiri sehingga memerlukan Dewanya sendiri-sendiri pula.
Bahkan yang menganut monoteisme, sebenarnya itu hanya (bisa) sebatas teori dan klaim, kenyataannya, hampir tidak mungkin dipraktekkan kecuali bagi orang yang sudah memiliki kesadaran penuh, tercerahkan atau makrifat. Prasangka dan ego-hawa nafsu akan segera mengambil alih gambaran-definisi tentang Tuhan, ujung akhirnya tetap akan sama, Tuhan sejumlah orang yang mempercayainya, nama tidak akan ada banyak artinya, tidak akan cukup membantu "menemukan" sekaligus menyatukan. Tuhannya orang Yahudi, Kristen dan Islam itu berbeda meskipun sama-sama satu. Bahkan Tuhannya orang Sunni, Syiah, NU dan Muhammadiahpun juga berbeda sekalipun memiliki nama yang sama. Tanda sekelompok orang atau umat itu bertuhan sama adalah menyelaras atau menyatunya vibrasi. Jika itu terjadi, orang pasti akan malu membesar-besarkan kulit, baju, simbol, organisasi..., akan malu menyebut dirinya Sunni, Syiah, NU atau Muhammadiyah..., atau dalam lingkup yang lebih luas-kebenaran yang lebih universal-tinggi, bahkan akan malu menyebut dirinya Yahudi, Kristen, Islam. Wajar saja, menyatunya vibrasi akan berarti tidak akan terlihatnya lagi perbedaan yang perlu ditonjolkan apalagi dipertentangkan. Tuhan, Sang Kebenaran, Dharma, Sang Maha Esa akan tampak seperti matahari, umat, budaya dan bangsa manapun akan mempersepsikannya sama-satu dan benar, matahari itu hangat dan terang.
Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada suatu ruang murni tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah... (Rumi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar