Ada setan/jin yang takut pada salib, ada yang takut pada ayat kursi, pohon bidara atau buah kurma, ada juga yang takutnya pada swastika, simbol yin dan yang, pohon kelor atau bawang putih..., saya sendiri dulu punya jimat anti setan/jin berupa rajah bertuliskan huruf Arab yang entah apa artinya. Manakah yang benar...?. Semua benar dan semua salah tergantung bagaimana kita mempersepsikannya.
Yang jelas, itu kenyataan yang mencerminkan kalau setan/jin itu sebenarnya 100 persen ciptaan (pikiran) manusia (bahkan termasuk Tuhan). Karena dia ciptaan manusia, suka-suka saja orang menggambarkan karakternya berikut apa yang menjadi penangkalnya. Jangan heran kalau kemudian sering sesuatu yang didefinisikan-dideteksi sebagai Tuhan atau Dewa oleh sekelompok umat justru didefinisikan-dideteksi sebagai setan/jin oleh kelompok umat lain.
Pikiran (yang tak terkendali) itu bagian dari ego-hawa nafsu. Ego-hawa nafsu adalah spirit sumber yang dalam banyak tradisi spiritual, budaya dan agama sering mewujud-disebut setan atau jin. Percaya pada setan/jin bahkan termasuk Tuhan (sebagai sosok) jelas menandakan kita tertipu ego-hawa nafsu-setan kita sendiri, kita sudah terjerumus pada klenik/takhayyul, bid'ah dan syirik secara esensi. Sayangnya, justru orang-orang relijiuslah yang biasanya sangat mudah percaya ITU. Tragis sebenarnya, mereka sangat keras mengklaim anti klenik/takhayyul, bid'ah dan syirik, tapi justru menjadi yang terdepan terjebak dalam pusarannya. Ateis bisa jadi justru tauhidnya lebih murni, mereka berpeluang lebih makrifat ditandai lebih mampunya mereka menjaga pikirannya dari berprasangka termasuk dalam memahami-mempersepsikan kebenaran. Tauhid adalah darma, kebenaran yang satu. Mengada-adakan sesuatu yang tidak ada jelas lebih sesat bahkan beresiko bahaya daripada menganggap tidak ada sesuatu yang tidak bisa dibuktikannya. Lebih baik mana, percaya Tuhan yang keras, pemarah, pembenci, pendendam, pengazab, egois, fasis, seksis, misoginis daripada tidak percaya Tuhan sama sekali...?
Setan/jin dan Tuhan-kalaupun dia ada, dia sosok tak terjangkau, jangan serakah ingin menjangkaunya, keserakahan hanya akan membuat ego-hawa nafsu-setan kita akhirnya mengambil alih gambaran-definisi tentangnya, itu adalah puncak dari kesyirikan, berhala...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar