Teman saya seorang santri tulen-akibat bekerja di tempat dan bidang yang sangat MENANTANG, pernah suatu malam tergoda untuk JAJAN..., tapi begitu hendak dijajankan, ternyata NGANUNYA gak bisa berkutik, sudah diuprek-uprek dan dijamuni tapi panggah nglentruk, katanya... ^^ Saya sendiri suatu saat dulu-akibat disewiyah-wiyah sepada-pada, NALONGSO KEDALUWARSO, pernah berusaha menghibur diri dengan ngunjuk WEDANG GALAK. Kukira wedang galak itu enak, seger mirip Coca-Cola, hanya haram saja, tapi ternyata eee..., baru mencium aromanya, perut sudah mual, saat kupaksaan mengunjuknya, lidah dan tenggorokan saya mendadak kram, mata melotot, muka panas dan memerah, wedang galak gak bisa masuk ke perut saya, nyemprot nyembur kumuntahkan.
Apa siech penyebab dominan itu semua...?. Fobia atau paranoia akibat suatu ajaran, nilai atau kepercayaan yang diwirid atau ditanamkan terus-menerus hingga tergurat kuat di alam bawah sadar kita. Membuatnya akhirnya menguasai realitas siapa diri kita-persepsi fisik-mental kita, tanpa kita sadari. Zina dan arak dihukumi dosa besar bagi seorang Muslim, tidak bisa tidak, bagaimana iman seorang Muslim tercermin dari bagaimana reaksi fisik-mentalnya terhadap itu semua. Sayangnya, alam bawah sadar kita tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, yang realitas dan yang fantasi (klenik), semua yang ditanamkan di atasnya akan ditumbuhkannya. Jadi, apapun fobia yang kita alami, itu hanya mencerminkan apa yang sukses kita tanam, bukan apa yang benar, baik atau nyata..., jangan geer, merasa diberkahi, dirahmati, dihidayahi, dikuatkan Tuhan-jadi orang benar hanya karena anda gak doyan mendem, illfeel atau marah saat melihat apa yang dianggap agama anda sebagai kesalahan atau kemaksiatan, bisa jadi, fobia yang anda alami itu justru lebih merupakan AZAB yang menghalangi pandangan anda dari kebenaran, kemaslahatan dan keadilan yang lebih luas.
Yang jelas, kalau kita bisa membangun fobia terhadap anjing, babi, salib, arak, zina, patung, keris, Yahudi, Syiah, Kristen, Aseng, asing, wanita, hantu, jin, neraka, wanita, Jokowi dsb, maka kita sebenarnya juga bisa membangun fobia yang sama terhadap mencuri, korupsi, ngapusi, memfitnah, menganiaya, membunuh, berprasangka buruk, selingkuh, sewiyah-wiyah dsb. Sayangnya, banyak orang relijius sekarang justru lebih memilih mewiridkan fobia terhadap hal-hal yang hakikatnya hanya KLENIK saja atau bahkan, hanya yang menaikkan egonya..., mereka enggan mewiridkan fobia yang membantunya menurunkan ego, menaikkan kesadaran atau makrifatnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar