Sekali kita bisa naik sepeda, seumur hidup kita akan bisa menaikinya. Memori tentang cara naik sepeda tergurat kuat di otak kita, mengubah struktur kimia bahkan fisik otak kita. Tidak kita sadari tapi sangat mempengaruhi.
Pun demikian jika kita menanamkan suatu pemikiran, perasaan, pandangan, prasangka, harapan, perkataan atau kebiasaan, tidak peduli itu baik atau buruk, benar atau salah, semua akan berakibat sama, mengubah struktur fisik-kimia otak kita, memberi efek "tirai-candu", mempengaruhi cara-persepsi dan reaksi kita saat memandang dunia, susah sekali untuk dinetralkan kembali. Kemampuan menetralkan kembali terkait erat dengan dicapainya kebijaksanaan, ma'rifat-pencerahan atau kesadaran penuh.
Beruntunglah mereka yang sedari kecil otaknya hanya ditanami cinta, empati, prasangka-kebiasaan baik, kesabaran, penghormatan, kerendah-hatian, keikhlasan, rasionalitas serta hal-hal non egoistik lainnya.., peluang mereka untuk menjadi bijak-tercerahkan-ma'rifat akan lebih besar, mereka telah membuka "tutup" cangkir pengetahuan mereka. Celakalah mereka yang sebaliknya, sedari kecil otaknya hanya ditanami amarah, ketakutan, kebencian, prasangka-kebiasaan buruk, kesombongan, mitos atau tahayyul dan hal-hal egoistik-non rasional lainnya, mereka telah menciptakan arak-candu dan tirai-benteng di akal-hati mereka, menghalangi mereka dari peluang memahami esensi kebenaran-kebaikan, membuat hidup mereka terus ada di alam "mimpi", mabuk secara hakikat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar