Jumat, 20 Januari 2017

Maksiat Hakikat




Eropa atau Amerika yang sering dipandang tidak relijius belum tentu lebih mungkin tertimpa azab akibat maksiat daripada Timur Tengah biarpun secara lahir tampak relijius.


Maksiat hakikatnya adalah pikiran, perkataan dan perbuatan apapun yang melemahkan kesadaran atau makrifat kita sehingga membuat kita gagal memahami sasmita-kehendak hakiki Tuhan-alam semesta..., gagal memahami pikiran, perkataan dan sikap-perilaku-perbuatan yang secara hakikat maslahat-dikehendaki Tuhan-alam semesta, gagal memahami arah dan perilaku lingkungan-alam sekitar kita. Keadaan yang membuat kita gagal pula mencegah datangnya mudarat-keburukan, musibah atau azab. Maksiat adalah perkara esensi yang bisa muncul-terekspresi-termanifestasi dalam "baju" apapun, apa yang ditunjukkan agama hanya contoh kecil-terbatas saja.


Boleh saja orang Eropa atau Amerika di mata ajaran agama tampak sangat tercela-hidup dalam kemaksiatan, tapi kalau di sisi lain mereka ternyata lebih adil, dermawan, jujur, sabar, ramah, empatik, logis dalam berfikir atau ekspresi kesadaran tinggi akal-hati lainnya, mereka tetap akan lebih rendah kemungkinannya tertimpa azab, mereka tetap lebih mungkin memahami "jalan" yang lurus, jalan yang selaras dengan kehendak Tuhan-alam semesta. Sebaliknya, boleh saja penduduk Timur Tengah sangat relijius-taat beragama tapi kalau nyatanya ketaatan mereka hanya sebatas di fisik-tidak memicu naiknya kesadaran-makrifat, malah memicu "kemaksiatan-ketidaksadaran" yang lebih besar, mereka akan tetap lebih berpeluang tertimpa azab, ibarat anak bermain di tepi jurang, mereka dalam intaian bahaya besar bagaimanapun yakinnya mereka akan keselamatannya.


"Maksiat bersembunyi dibalik taat" (Asy-Syadzily). Justru banyak orang sekarang yang ketaatannya terhadap agama malah memicu kemaksiatan yang jauh lebih besar, membuat mereka "mabuk", kehilangan hati-akal sehatnya, menjadi lebih egois, keras, binal, sombong, pemarah, mau menang dan benar sendiri, tergelapkan ketaatan-relijiusitas mereka. Seperti kata pepatah "mburu uceng kelangan deleg", "nyari jarum kapak hilang", itulah yang terjadi, ingin dekat dengan Tuhan-menghindari maksiat-dosa tapi malah memicu maksiat-dosa yang jauh lebih besar..., menjauhkan dari Tuhan, yang lebih akan memicu datangnya azab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar