Pendita Durna, guru para Kurawa dan Pandawa, disebabkan godaan harta dan tahta, dia memilih memihak Kurawa yang jahat tapi kaya raya dan berkuasa dibanding Pandawa yang benar tapi tidak punya apa-apa. Pemihakannya itu membuat seumur hidup Pendita Durna dipenuhi upaya membinasakan Pandawa terutama Werkudara. Berbagai cara ditempuh, dari meracunnya, mengadu dombanya, menyuruhnya pergi ke hutan belantara, puncak gunung, hingga ke dasar lautan, tujuannya satu, agar Werkudara binasa.
Werkudara seorang murid yang setia, sekalipun terlihat sangat jelas niat jahat gurunya, dia tetap bersikap dan berprasangka baik terhadapnya, dia selalu patuh terhadap perintah apapun yang diberikan gurunya, puncaknya saat dia diperintahkan pergi ke dasar lautan untuk mendapatkan ilmu "sangkan paraning dumadi", dia jalankan tanpa ragu, tanpa banyak berfikir, padahal semua saudaranya, ibunya sampai Kresna, orang yang sangat cerdas dan dipercayanya mengingatkan dia kalau niat gurunya itu semata hanyalah agar dia binasa, tidak ada apa-apa di dasar lautan, termasuk ilmu yang dikatakan Pendita Durna itu.
Niat jahat akan kalah oleh prasangka baik, nyatanya, semua intrik-tipu daya Pendita Durna agar Werkudara binasa tidak pernah berhasil, bahkan sebaliknya, selalu menjadi pintu, sebab bagi didapatnya anugrah, ilmu, kesaktian bahkan pencerahan bagi Werkudara. Begitupun saat Werkudara disuruh pergi ke dasar lautan, bukannya mati tenggelam atau dimangsa ikan buas seperti yang diharapkan Pendita Durna, sebaliknya, malah membuatnya bertemu dengan Dewa Ruci, guru sejatinya, "Gusti" yang bersemayam di dalam dirinya, dia mengalami pencerahan.
Tuhan-alam semesta selalu punya jalannya sendiri agar dunia ini tetap selaras, bahkan setanpun adalah "piranti" untuk mencapai itu. Bencilah orang sekedarnya saja. Secara lahir, Pendita Durna mungkin adalah "setan", sejahat-jahatnya orang, tapi secara hakikat, dialah justru orang yang menempa Werkudara dan Pandawa sehingga mencapai kekuatan, kebesaran dan kemuliaannya, tanpa kejahatan Pendita Durna, Werkudara dan Pandawa bukanlah siapa-siapa, tidak akan pernah muncul sebagai orang-orang luar biasa.
Beruntunglah orang-orang yang sedang memerankan diri sebagai Werkudara, merugilah orang yang memerankan Pendita Durna. Sikap, niat dan prasangka baik adalah energi yang akan mampu membelokkan keburukan menjadi kebaikan. "Jubah" Pendita tanpa diikuti kemampuan mengendalikan ego-hawa nafsu, tanpa "eling lan waspada" hanya akan membuat pemakainya menjadi pecundang dunia, gagal memahami apa-apa yang maslahat bahkan untuk dirinya sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar