Jaman saya ABG dulu, saya memiliki sebuah jimat. Konon jimat saya itu akan membuat yang membawanya jadi berwibawa, terhindar dari musibah, lancar rejeki hingga bahkan dirubung cewek. Gara-gara "iman" saya kepada jimat itu, tragis, saya jadi "gila", mengalami delusi, fobia bahkan paranoia parah, hidup jadi terbelenggu-terpenjara, saya jadi gak berani kemana-mana kalau jimat itu tidak saya bawa, seolah kalau saya gak bawa jimat itu berikut mengikuti "syariatnya", saya akan celaka, seret rejeki, dibenci orang, ditolak cinta dsb.
Entah karena Tuhan masih sayang saya atau sebab lain, suatu hari jimat saya itu hilang. Awalnya siech dunia terasa bagai runtuh, ada rasa takut, waswas, putus asa, depresi yang menyeruak, saya menjalani hari seperti zombie, gak ada semangat, gak antusias, pokoknya asal jalan saja, asal "gugur kewajiban", saya berfikir, habis sudah nasib saya. Tapi seiring berjalannya waktu, saya perhatikan-rasakan kalau ternyata, tidak ada perubahan apapun menimpa saya setelah jimat itu hilang, nasib saya masih sama seperti sebelumnya, demikian juga sikap dan pandangan orang-orang dan cewek-cewek, tidak menjadi merendahkan, memusuhi atau membenci saya sebagaimana yang saya prasangkakan. Hingga akhirnya saya sadar sepenuhnya kalau jimat yang dulu saya percaya kehebatannya, sejatinya tidak lebih dari belenggu, penjara yang membunuh akal dan nurani saya, justru setelah jimat itu hilang, saya merasa tercerahkan, hidup jadi lebih bebas, tidak lagi dicekam kekhawatiran jika tidak membawa jimat itu berikut aturan dan amalannya.
Dampak jimat yang saya alami itu hanyalah satu contoh betapa sebuah kepercayaan-afirmasi-kebiasaan sekalipun sangat salah bisa sangat mempengaruhi alam pikiran kita, merusak akal, menutup hati, mencandu, membuat kita "sakau" saat kehilangan atau berusaha merubahnya. Contoh lain adalah rokok, alkohol, (fanatisme) agama, narkotik, pornografi, wanita..., saat kita jatuh dalam cekamannya, kita mabuk, mengalami delusi, fobia dan paranoia, seolah dunia akan runtuh jika kita tidak terus berada dalam cekamannya, padahal saat kita berhasil lepas darinya, kita pasti akan merasa tercerahkan, bebas dari belenggu yang selama ini kita kira kenikmatan, kebenaran atau pahlawan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar