Sabtu, 24 September 2016

Agama, Jimat dan Mantra





Mengapa semua pendiri dan pengikut agama-agama selalu menciptakan pakaian, aksesoris, tempat berdoa/beribadah dan bahasa khusus keagamaan...?.


Karena fungsi "praktis-pragmatis" agama-agama apapun syariat, teori dan klaimnya sebenarnya cuman satu, metode kita bermeditasi, membuat jimat dan mantra, alat bantu menggapai "kesadaran", mengakses, menimbun dan meresonansikan energi spiritual kita.


Berdoa dengan pakaian, aksesoris, tempat, dan bahasa yang khusus/sama secara terus-menerus akan membuat kita lebih mudah khusuk/meditatif, sebab otak kita tidak lagi perlu merespon/memikirkan apa-apa yang dilihat indra kita. Doa yang khusuk/meditatif akan berarti "shortcut", akses cepat dan mudah ke alam bawah sadar kita, tempatnya petunjuk-kekuatan.


Pakaian, aksesoris dan tempat yang terus-menerus digunakan berdoa pada akhirnya akan menjadi "jimat" yang penuh energi, menjadi keramat atau bertuah, disadari ataupun tidak..., mereka menjadi "celengan" energi yang memberi kita kekuatan. Bahasa doa yang sama yang terus-menerus digunakan pada akhirnya akan menjadi mantra-wirid yang akan meresonansikan-melipatgandakan kekuatan doa kita.


Karena realitas itulah, saling tuduh orang lain sesat atau syirik itu konyol, sebab semua umat beragama melakukan hal yang sama, bermeditasi, membuat jimat dan merapal mantra, hanya "bajunya" saja yang berbeda. Orang baru terbebas dari syirik saat dia sudah mampu membebaskan "rasa" relijius-spiritualnya dari ketergantungan pada benda, pada pakaian, aksesoris, tempat dan bahasa khusus keagamaan..., orang yang mampu menjadikan semua tempat di bumi ini sebagai tempat "suci"..., orang yang menyadari kalau Tuhan itu ada dimanapun tempat, tidak hanya di masjid, gereja, kuil, gunung atau lautan..., orang yang mampu tetap khusuk berdoa dengan pakaian, tempat dan bahasa apapun yang digunakan...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar