Mengapa banyak orang relijius-fundamentalis hidupnya selalu tampak serius, kaku, sensitif, labil, emosional, mudah marah, tidak punya selera humor sama sekali..., intinya, mereka selalu hidup dalam cekaman ketakutan dan ketegangan...?. Yang santai, humoris, fleksibel, moderat seperti yang terjadi pada orang-orang Sufi malah biasanya dihakimi sesat, dibid'ahkan, disyirikkan bahkan dikafirkan, dituduh sedang menjadikan Tuhan atau agama sebagai permainan atau olok-olok.
Karena mereka sebenarnya tidak sedang menyembah-memuliakan-berusaha memahami Tuhan tapi hanya sedang berusaha "menciptakan" Tuhan yang wujud, sifat dan kehendaknya disesuaikan dengan pikiran, prasangka, harapan dan ego-hawa nafsu mereka sendiri. Mereka sedang menciptakan berhala tak berwujud tapi memiliki kekuatan lebih dahsyat dari berhala berwujud manapun.
Rasa takut-tegang, terteror akan membuat kesadaran lahir-batin kita melemah. Konsekwensinya, pada saat itu, kita menjadi indoctrinable, afirmable, hypnotise-able, mudah didoktrin, dicuci-otak, mudah dikuasai pikiran-perasaan-pandangan kita sendiri atau orang lain, mudah "diisi" prasangka-tahayyul, "berhala" bagaimanapun salah dan tidak masuk akalnya itu.
Kebanyakan orang relijius selalu tampak serius, tegang, kaku, labil, emosional, mudah marah, tidak punya selera humor tujuannya jelas, agar "ritual" mereka "menciptakan" Tuhan tidak terganggu siapapun. Sesuatu yang sangat ironis, sebab itu adalah bentuk paling ekstrim dari pensyirikan, penyembahan berhala, penyembahan ego-hawa nafsu tapi dikira dan dirasakan sebagai upaya paling sempurna dari pentauhidan-pengesaan Tuhan...