Kamis, 02 Januari 2020

Klenik dan Agama, Apakah ada Bedanya?



Bedanya apa orang yang percaya pohon kelor bisa mengusir setan dengan orang yang percaya pohon bidaralah yang lebih ampuh mengusirnya...?, atau, yang percaya tsunami disebabkan amukan Nyi Roro Kidul dengan yang percaya itu disebabkan azab Allah dikarenakan manusia telah berbuat salah dan dosa...?, atau, dukun yang membaca mantra untuk mengusir setan (yang katanya) menjadi penyebab sakit-masalah dengan perukyat, Ulama atau Pendeta yang membaca doa-doa relijius untuk tujuan sama...?


Tidak ada alias sami mawon. Klenik, tahayyul, bid'ah, syirik memiliki esensi sama, pengingkaran terhadap esensi, realitas, fakta, kenyataan atau kebenaran hakiki..., intinya, mengada-adakan sesuatu yang tidak ada, menghubung-hubungkan sesuatu yang tidak ada hubungannya. Bungkus, baju atau label takkan bisa merubah esensi..., mau dilabeli syar'i, halal, barokah atau apapun, klenik tetap saja klenik, sesuatu yang timbul dari kebodohan sekaligus membawa pada kebodohan.


Setan ada di diri kita, ego-pikiran kita, mengusirnya ya cukup dengan belajar mengenali sekaligus menguasai ego-pikiran kita. Bayangan akan setan sebagaimana dipercaya wong-wong relijius KAE---yang katanya bisa mewujud jadi gendruwo, pocong hingga kuntilanak, yang katanya bisa bikin puyeng hingga gak bisa NGACENG, sudah pasti ngawur. Tsunami itu fenomena alam biasa, sunatullah, sama seperti terbit dan terbenamnya matahari, tidak ada kaitannya dengan perilaku buruk manusia atau hal-hal ghaib, bahkan jika seisi planet ini beriman dan beramal soleh semua, tsunami akan tetap terjadi. Sakit ya ke dokter, bukan ke dukun atau perukyat..., itu "laku" teraman kita terhindar dari klenik, tahayyul, bid'ah, syirik..., sebab dokterlah yang memiliki pengetahuan paling luas dan terbukti tentang dunia persakitan.


Masalahnya sekarang, banyak orang yang sebenarnya hidupnya dikuasai klenik, tahayyul, bid'ah, syirik, tapi sama sekali tak menyadarinya, bahkan merasa sedang melawan itu semua, merasa ada di jalan yang benar, merasa akidah dan tauhidnya paling murni, yang lain rusak dan salah semua. Lucu sebenarnya, klenik menghakimi klenik..., masih mending klenik lokal, bagaimanapun lebih sering bisa dinalar maksud hakikinya, dia tidak pernah menghakimi apalagi memaksa orang lain mempercayainya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar